Jika bagi sebagian besar tim balapan “rumahan” digelar di Silverstone, maka bagi banyak pembalap, balapan yang benar-benar terasa seperti di rumah sendiri adalah Grand Prix Monako. Bagi Charles Leclerc, ini adalah balapan kampung halaman yang sebenarnya, sementara bagi banyak pembalap lain — ini adalah balapan di tempat tinggal mereka. Pelabuhan pajak yang tenang dan nyaman milik keluarga Grimaldi di Riviera Prancis menarik wisatawan, namun tidak menyukai keramaian. Karena itulah para bintang olahraga dunia, dan bukan hanya dari dunia olahraga, merasa nyaman di sana.
Namun bagi orang lain, tentu ada kesulitan — hampir tidak ada hotel di Monako, tidak ada bandara, staf tim datang setiap pagi naik kereta listrik — kemacetan parah di jalanan sempit dari kota-kota tetangga seperti Nice dan desa-desa kecil tempat mereka menginap. Antrean pagi di stasiun kereta yang dipenuhi staf dan penggemar sungguh luar biasa — tidak ada tempat lain yang seperti ini.
Menjelang sesi balapan, seluruh kota ditutup. Penduduk lokal kadang bahkan tidak bisa berjalan kaki ke toko roti terdekat, tetapi di malam hari pembatasan dicabut, dan di jalan-jalan tempat para pembalap bertarung siangnya, kembali dipenuhi lalu lintas, DJ memainkan musik, para penggemar berpesta, berbincang, dan menari sambil menikmati minuman berbusa. Fasilitas toilet tidak tersedia di semua tempat, jadi pada pagi hari lintasan kadang dalam kondisi kurang baik. Tapi semua itu adalah bagian dari keunikan yang menarik dari GP Monako.
Lintasan jalan raya yang sempit ini sama sekali tidak cocok untuk mobil Formula 1 modern yang lebar dan berat. Menyalip hampir mustahil, tetapi sesi kualifikasi sangat mendebarkan — karena posisi start menentukan segalanya, dan pembalap harus tampil habis-habisan.
Ada tradisi yang harus dipertahankan demi kesinambungan sejarah, namun pemilik Formula 1 dari Amerika — Liberty Media — memiliki prioritas lain. Mereka tidak membawa mitra dan sponsor utama ke Monako — kini peran balapan “pameran” diambil alih oleh Miami dan Las Vegas yang menawarkan segalanya untuk semua selera.
Meski begitu, Monako tetap dipenuhi kapal pesiar mewah. Tim dan sponsor menyewanya untuk menjamu tamu dengan sampanye, memperkenalkan mereka kepada para pembalap, dan mengadakan pesta setelah sesi balapan.
Akan ada juga peragaan busana dan lelang amal. Dulu, Formula 1 membutuhkan Monako sebagai seri prestisius — kini justru Monako membutuhkan Formula 1, untuk sekali setahun mengingatkan dunia akan keberadaan Pangeran kecil di sudut nyaman French Riviera.